![]() Menjadikan hip-hop & rap sebagai tuan rumah di Indonesia Setelah sukses kolaborasinya dengan Setiawan Djody dan Funky Kopral, Bondan Prakoso mencoba berkolaborasi dengan Fade 2 Black (baca; Fed Tu Blek). Sebuah group hip hop Independent berbakat dari Bondan Prakoso & Fade 2 Black adalah sebuah kolaborasi antara lirik dan jiwa dari sebuah group Hip Hop anak muda Fade 2 Black, dengan musikalitas idealisme Bondan Prakoso. Liriknya kebanyakan mengangkat tentang kehidupan anak muda jaman sekarang yang gaul, sportif, kreatif, agresif, nakal dan sedikit chaos. Keterlibatan multi talenta Bondan sebagai produser dalam album ini merupakan cara tersendiri untuk menuangkan semangat idealisme dalam berkarya. Dan album ini telah menunjukkan proses kedewasaan bermusiknya secara total. Bersama Fade 2 Black, Bondan berusaha meyakini bisa membawa Hip Hop dan Rap Di album ini Bondan mencoba untuk memproduseri, mulai dari materi musik, arransemen, programing dan looping semua dia kerjakan sendiri. Bahkan istimewanya lagi, Bondan ikut juga mengisi vokal selain memainkan hampir semua instrumen di album ini. What a talent he’s got! Dalam proses pembuatan album yang berisikan dua belas lagu ini, melibatkan juga musisi Jazz berbakat dari indonesia yang telah Go Internasional seperti Rio ‘sidik dari’ Saharadja yang mengisi trompet dalam beberapa lagu di album ini, seperti; Its All about Soul! (bernuansa Funk/Soul), Jazzy Tringual (rap yang liriknya menggunakan 3 bahasa yaitu Inggris, Indonesia dan Belanda, salut untuk Fade 2 Black!) juga tak ketinggalan Please Dong Ah yang menceritakan pengalaman sial dari Ari, Eza dan Tito yang akan membuat kita tersenyum-senyum geli. Sedangkan lagu Feels Like Home yang ditulis oleh Ari, Eza dan Tito menceritakan perjalanan suka duka mereka antara Siapa bilang rapper tak bisa romantis? Simak saja Bunga yang juga tampil sebagai single pertama album RESPECT ini. Dengan caranya sendiri, Bondan & Fade 2 Black berhasil merepresentasikan sisi romantisme mereka. Dibangun lewat petikan electric guitar yang minimalis dan beat drum yang bersinergi dengan dentuman bass, rhyme vokal yang gloomy namun catchy, cukup menawan dan mudah dimengerti. Nikmati saja RESPECT dalam derapan rapalan yang agresif, khas anak muda, penuh memacu adrenalin hingga tensi yang tinggi namun tetap asyik untuk dinikmati. Sound yang powerful menghentak dalam musik yang bersemangat dan yakin akan langkah positif album RESPECT ini untuk jadi jawara tangga lagu ".. hidup berawal dari mimpi gantungkan yang tinggi agar semua terjadi ..” |
|
Minggu, 05 Agustus 2007
Respect
Minggu, 29 Juli 2007
seLAin ITu Aku Tuh Suka BgT saMa seOrang CeweK YANg PenGertIAn Dan Baik HAti TeNTunYA Gw pLIng SukA b'tMAn MA oRang2 YAng Aneh N goKil,
dAri PAda b'Tman Ma Orang YAng SerIUS trUs BisA Seteres Aku.
bTw SeKIAn DulU Y.profIlx. BesoK2 Aku SamBung Ge.
Bye....
Vision For Transition 'SAINT LOCO'

Jagad rock tanah air seakan tak berhenti melahirkan band-band spektakuler untuk melaju ke barisan terdepan. Salah satunya adalah Saint Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun 2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single "Microphone Anthem", yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock Indonesia .
Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe (vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas.